Kamis, 18 Desember 2008 di 10.13 | 0 komentar  

Industri Karet Bakal Bangkit Lagi 2010

Oleh: Adi Lazuardi

AKSI demonstran yang menutup Bandara Suvarnabhumi, tampaknya tidak membuat cemas sekitar 200 pengusaha produsen dan pembeli karet dunia yang sedang mengadakan pertemuan tahunan di Bangkok, Rabu (26/11).

Para produsen dan pembeli karet dunia lebih pusing akibat anjlok harga karet akibat turunnya permintaan industri ban. Permintaan ban anjlok akibat industri mobilnya menurunkan target penjualannya secara drastis karena resesi ekonomi dunia.

Negara anggota Asosiasi Negara-negara Produsen Karet (ANRPC) yang hadir dalam pertemuan tahunan itu sebanyak sembilam negara, yakni Thailand, Indonesia, Malaysia, India, Vietnam, China, Srilanka, Papua Nugini dan Singapura.

Selain para negara produsen hadir juga organisasi karet lainnya seperti ITRC (International Tripartite Rubber Council) dan IRCo (International Rubber Consortium Limited), dan Asean Rubber Business Council.

"ANRPC harus bekerjasama erat dengan ITRC dan IRCo untuk mengatur pasokan dan stok simpanan untuk mempertahankan industri karet," kata Deputi menteri pertanian dan koperasi Thailand Teerachai Saenkaew ketika membuka ANRPC Annual Rubber Conference 2008, di Bangkok, Rabu (26/11).

Para petani karet kecil telah menikmati harga komoditas ini yang tinggi sejak tahun 2002 hingga awal September 2008 sebelum krisis keuangan menghancurkan harga komoditi dan menghancurkan kehidupan para petani kecil, katanya.

Ia menguraikan, krisis ekonomi dunia saat ini telah menimbulkan dampak pada industri mobil dan ban. Penjualan mobil menurun sejak kuartal kedua tahun ini. Tiga raksasa mobil, General Motors, Ford Motor, dan Chrysler, dilaporkan rugi besar pada kuartal ketiga dan menuntut talangan ("bailout") pemerintah Amerika.

Pada saat yang sama, para produsen mobil Jepang juga menurunkan target penjualannya, dimana semuanya itu mempengaruhi kepada industri ban dan permintaan karet dari para produsennya.

Di Indonesia, pada Agustus 2008 harga karet mencapai Rp14.000 per Kg. Pertengahan Oktober 2008, merosot tajam menjadi Rp4.200 per Kg.

Di propinsi Riau saja, diperkirakan para petani sawit dan karet merugi hingga Rp5,8 triliun akibat merosotnya harga dua komoditas itu. Diperkirakan, sekitar 552.000 keluarga petani yang bekerja di perkebunan kelapa sawit dengan pola mandiri bisa mendadak miskin.

Repotnya, menurut kepala riset ANRPC James Jacob, para negara produsen sedang meremajakan sebagian besar pohon karetnya, bahkan banyak yang membuka perkebunan karet baru karena sejak tahun 2002 harga komoditas ini bagus.

ANRPC didirikan tahun 1970 beranggotakan sembilan negara yakni Thailand, Indonesia, Malaysia, India, Vietnam, China, Srilanka, Singapura dan Papua New Guinea dengan total produksi 9,72 juta ton per tahun.

Thailand merupakan produsen terbesar karet dengan volume 3,056 juta ton per tahun, disusul Indonesia 2,75 juta ton, Malaysia 1,2 juta ton, India 811.000 ton, Vietnam 602.000 ton, China 600.000 ton dan Srilanka 118.000 ton.

Ketiga negara produsen karet terbesar Thailand, Indonesia, dan Malaysia sepakat menurunkan produksinya agar harga karet tidak jatuh terus. Menurut Ketua Gapkindo, Daud Husni Bastari, dampaknya sudah mulai terasa kurangnya pasokan di pasaran.

Di Indonesia, Menteri pertanian Anton hanya bisa menghimbau petani untuk menurunkan produksinya. Sudah pasti pendapatan petani makin turun karena harga komoditi sudah turun ditambah menurunkan produksinya.

Sementara pemerintah Malaysia berupaya membuat skema agar pendapatan petani karet dan sawit dilindungi minimal 1.000 ringgit (Rp3,3 juta) per bulan.

Ketika ditanya hal itu, ketua Gapkindo (Gabungan pengusaha karet Indonesia) mengatakan, "Berapa lama pemerintah Malaysia akan menalangi petaninya. Jika Indonesia melakukan hal itu, apakah pemerintah punya uang," katanya.

Padahal kepada para pemegang saham, pemerintah mengeluarkan komando kepada BUMN untuk membeli saham-saham di pasar modal, yang intinya menyelamatkan orang-orang kaya.

Prakiraan optimis

Yang menarik adalah analisis mengenai industri mobil dan karet yang dikemukakan oleh Sekjen IRSG (International Rubber Study Group), Hidde P Smit. Dengan pengalaman masa lalu, ia memperkirakan industri mobil dan karet akan turun sedikit pada tahun 2008 hingga 2009, tapi tahun 2010 hingga 2020 akan terus berkembang.

"Jadi para pengusaha dan petani karet jangan terlalu khawatir. Peremajaan dan ekspansi perkebunan karet harus terus dilakukan untuk mengantisipasi permintaan pada tahun 2010 hingga 2020," kata Smit, dengan santai dan optimis.

Smit memaparkan proyeksi sangat optimis mengenai permintaan mobil, terkait dengan permintaan karet dunia berdasarkan data-data dari IMF. "Proyeksi ekonomi 2008 IMF sudah beberapa kali direvisi. Ada revisi Juli, Oktober dan November. Saya menggunakan data-data yang terakhir," katanya.

Jika bicara pertumbuhan ekonomi dunia maka harus bicara tentang produk domestik bruto (PDB). Proyeksi IMF, PDB 2009 akan turun hingga 2,5 persen tapi 2010 sudah naik lagi menjadi 4,2 persen, ujar Sekjen IRSG itu.

Proyeksi di sektor otomotif, kendaraan terpakai di dunia hingga tahun 2008 diperkirakan mencapai 690 juta kendaraan, tapi 2020 akan mencapai 980 juta unit kendaraan.

Untuk penjualan mobil kendaraan penumpang dunia, pada 2009 memang akan mengalami penurunan sedikit dari 50 juta mobil turun menjadi 42 juta mobil, tapi 2010 mulai naik dan diperkirakan naik lagi pada 2020 sekitar 60 juta mobil.

Untuk kendaraan komersial (barang) dunia hingga tahun 2008 diperkirakan mencapai 250 juta kendaraan dan diramalkan tahun 2020, kendaraan barang yang terpakai mencapai 370 juta unit.

"Jadi industri karet janganlah pesimis dulu," kata Smit.

Sedangkan proyeksi penjualan kendaraan komersil dunia tahun 2008-2009 memang akan turun sedikit dari 21 juta mobil menjadi 17 juta, tapi 2010 akan naik lagi dan terus naik hingga 2020 mencapai sekitar 28 juta unit.

"Tentu saja permintaan atau produksi mobil yang tinggi akan berdampak pada permintaan ban dan karet alam," tambahnya.

Proyeksi produksi dan permintaan ban dunia untuk kendaraan penumpang 2008-2009 akan turun sedikit dari 1,2 miliar ban menjadi sekitar 1 miliar ban, tapi di tahun 2010 akan naik dan terus naik hingga 2020 mencapai 1,4 miliar ban.

Proyeksi permintaan ban untuk kendaraan komersial dunia 2008-2009 akan menurun sedikit dari 420 juta menjadi sekitar 400 juta ban, tapi mulai 2010 akan terus naik hingga pada 2020 mencapai 700 juta ban.

Penulis, wartawan Antara

Namba +++

Na....re' pikirkan diwek makmane beneaanya mun lok ini...???


Diposting oleh ALEX NOPRIANSYAH
Sabtu, 13 Desember 2008 di 09.20 | 1 komentar  

kabar Axo1

Ayam hutan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ayam Hutan
Ayam-hutan merah Gallus gallus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Genus: Gallus
Brisson, 1766
Spesies
  • Gallus gallus
  • Gallus lafayetii
  • Gallus sonneratii
  • Gallus varius

Ayam hutan adalah nama umum bagi jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Dalam bahasa Jawa disebut dengan nama ayam alas, dalam bahasa Madura ajem alas, dan dalam bahasa Inggris junglefowl; semuanya merujuk pada tempat hidupnya dan sifatnya yang liar.

Ayam-ayam ini dari segi bentuk tubuh dan perilaku sangat serupa dengan ayam-ayam peliharaan, karena memang merupakan leluhur dari ayam peliharaan. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya (dimorfisme seksual, sexual dimorphism). Ayam hutan jantan memiliki bulu yang berwarna-warni dan indah, berbeda dengan ayam betinanya yang cenderung berwarna monoton dan kusam.

Daftar isi

Ragam jenis dan Penyebaran

Seluruhnya, ada empat spesies ayam hutan yang menyebar mulai dari India, Sri Lanka sampai ke Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara. Keempat spesies itu adalah:

Dua jenisnya terdapat di Indonesia, menyebar alami terutama di bagian barat kepulauan. Kedua jenis itu yalah (1) Ayam-hutan merah, yang menyukai bagian hutan yang relatif tertutup; dan (2) Ayam-hutan hijau, yang lebih menyenangi hutan-hutan terbuka dan wilayah berbukit-bukit.

Kebiasaan

Ayam hutan adalah pemakan segala, meskipun cenderung sebagai pemakan biji-bijian. Namun sebagaimana ayam umumnya, ayam hutan juga memakan pucuk-pucuk rumput, serangga dan berbagai hewan kecil yang ditemuinya.

Burung ini biasanya hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil. Tidur di atas ranting perdu atau semak, tidak terlalu jauh dari atas tanah. Pada musim bertelur, betina membuat sarang sederhana di atas tanah dan mengerami telurnya hingga menetas. Anak-anak ayam hutan diasuh oleh induk betinanya.

Tidak seperti ayam peliharaan, ayam hutan pandai terbang; tidak lama setelah meninggalkan sarang tempatnya menetas.

Domestikasi

Ayam hutan merupakan salah satu jenis unggas yang telah didomestikasi manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Ayam-hutan merah diketahui sebagai nenek-moyang langsung dari aneka jenis ayam peliharaan. Sedangkan persilangan ayam-hutan hijau dengan ayam peliharaan menghasilkan ayam bekisar, yang sangat terkenal di Jawa Timur karena suara kokoknya yang merdu dan bulunya yang indah.

Ayam hutan dalam Dongeng

Beberapa cerita rakyat tradisional menampilkan ayam hutan sebagai salah satu tokohnya. Dongeng rakyat seperti Ciung Wanara dari daerah Sunda, atau versi Jawanya yang berjudul Panji Laras alias Cinde Laras, menceritakan tokoh utama yang memiliki ayam jantan atau ayam hutan jantan yang pandai bertarung dan berkokok.

Dan kokoknya itu bukan kokok biasa, melainkan berisi cerita perihal nasib tuannya itu. Sebagai teladan, kokok ayam jantan Ciung Wanara berbunyi:

Blak ! Blak ! kukuruyuuuuk
Ayah raja bundapun ratu !
Lama kandungan satu tahun !
Paraji ibunda ratu !
Meski manis namun madu !”
Dengan malam mata ditutup !
Dengan malam kuping ditutup !
Kedua tangan dibelenggu !
Waktu lahir dalam kandaga hanyut !
Bersama sebutir telur ... !

(Dari Ciung Wanara, sebuah cerita pantun Sunda, oleh Ajip Rosidi. Jakarta: Gunung Agung, 1985)



kabar Axo2


Ditemukan Nenek Moyang Ayam Adalah Ayam Hutan Merah

Jakarta (ANTARA News) - Hasil penelitian DNA molekuler menemukan bahwa ayam domestikasi berasal dari satu moyang (monophyletic), yaitu spesies ayam hutan merah (Gallus gallus).

"Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu dari tiga wilayah yang dinyatakan sebagai pusat domestikasi ayam pertama kali di dunia selain di Cina dan India," kata Peneliti Lab DNA Puslit Biologi LIPI Dr Sri Sulandari, yang dihubungi di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, melalui analisis DNA semua rumpun ayam di dunia telah dibuat pohon pilogeninya dan mengelompokkan rumpun ayam di dunia menjadi tujuh clade, terdiri dari clade I, II, IIIa, IIIb, IIIc,IIId, IV.

Dikatakannya, ayam termasuk kelas aves, ordo galliformes, famili phasianidae dan genus Gallus. Ayam yang selama ini telah dipelihara secara luas termasuk dalam spesies Gallus Galus yang telah didomestikasi dan dinamakan Gallus gallus domesticus.

Spesies lain yang masih hidup liar di hutan dari genus Gallus gallus termasuk dalam Red jungle fowl yang sebarannya meliputi China, India, dan Asia Tenggara.

Sedangkan Gallus varius (Green jungle fowl) distribusinya meliputi Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan pulau kecil disekitarnya, Gallus lafayettii (Sri lanka Jungle fowl) distribusinya hanya di Sri Lanka, sedangkan Gallus sonneratii (Grey jungle fowl) distribusinya meliputi India bagian selatan dan barat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang genetika molekuler telah membuka cakrawala baru dan banyak digunakan sebagai alat analisis taksonomi yang akurat.

Para taksonom pada abad ini telah banyak menggunakan aplikasi teknologi DNA untuk membedakan berbagai spesies hewan serta hubungan kekeluargaan dari suatu spesies dengan spesies lainnya, katanya.

"Dari analisis ini antara ayam domestikasi dengan ayam hutan merah (G.gallus) terlihat hubungan kekerabatan lebih jelas, yaitu ayam hutan merah berada di lingkaran besar ayam domestikasi," katanya. (*)

Catatan :
- Dalam komunitas ini nama ayam hutan merah adalah beruge
- Beruge pikatan paling dicari oleh pecintanya di Marga Rambang
- Kegiatan ini disebut mikat beruge

COPYRIGHT © 2008
Diposting oleh ALEX NOPRIANSYAH Label:
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates